Minggu, 22 November 2009

Ternyata,Palembang itu kota tertuo

Tau gak sih xpresia,ternyata Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1324 tahun hal ini berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit.

Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua pada tanggal 16 juni 683 masehi,Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.Sadar gak sadar kalo sebenarnya kota kita tercinta ini hampir 50 persennya adalah sungai maupun rawa.Oleh sebab itu nama kota tercinta kita ini Palembang yang artinya suatu tempat yang digenangi oleh air.

kalo Berbicara mengenai asal usul kota Palembang, memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan kerajaan Sriwijaya, yang pernah menjadikan kota Palembang sebagai ibukotanya.
Kejayaan Sriwijaya seolah-olah diturunkan kepada Kesultanan Palembang Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani dikawasan Nusantara.

Palembang pernah berfungsi sebagai pusat kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 (tahun 683 Masehi) hingga sekitar abad ke-12 di bawah Wangsa Sailendra/Turunan Dapunta Salendra dengan Bala Putra Dewa sebagai Raja Pertama.

Pada abad ke-17 kota Palembang menjadi ibukota Kesultanan Palembang Darussalam yang diproklamirkan oleh Pangeran Ratu Kimas Hindi Sri Susuhanan Abdurrahman Candiwalang Khalifatul Mukminin Sayidul Iman (atau lebih dikenal Kimas Hindi/Kimas Cinde) sebagai sultan pertama (1643-1651),

terlepas dari pengaruh kerajaan Mataram (Jawa). Tanggal 7 Oktober 1823 Kesultanan Palembang dihapuskan oleh penjajah Belanda dan kota Palembang dijadikan Komisariat di bawah Pemerintahan Hindia Belanda (kontrak terhitung 18 Agustus 1823), dengan Commisaris Sevenhoven sebagai pejabat Pemerintah Belanda pertama.

Kemudian kota Palembang dijadikan Gameente/haminte berdasarkan stbld. No. 126 tahun 1906 tanggal 1 April 1906 hingga masuknya Jepang tanggal 16 Februari 1942. Palembang Syi yang dipimpin Syi-co (Walikota) berlangsung dari tahun 1942 hingga kemerdekaan RI.

Berdasarkan keputusan Gubernur Kdh. Tk. I Sumatera Selatan No. 103 tahun 1945, Palembang dijadikan Kota Kelas A. Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 948, Palembang dijadikan Kota Besar. Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 1965, Palembang dijadikan Kotamadya.

Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tanggal 23 Juli 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, Palembang dijadikan Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang.(Sumeks)

Bangunan Liar Jl Demang Dibongkar

Sebanyak enam bangunan liar di Jl Demang Lebar Daun dibongkar Polisi Pamong Praja (Pol-PP) Kota Palembang beserta Kepolisian dan TNI Kodim 0418 Palembang. Pembongkaran dilakukan karena bangunan dibangun di atas jalur hijau.

Menurut Kepala Satuan Pol-PP Kota Palembang, Drs Herman HS melalui Kepala Bidang Pengendalian, Operasional dan Ketertiban (Dalopstib), M Syahril AK SH keenam bangunan liar tersebut melanggar Perda No 44/2002 dan Perda No 13/2007 tentang Izin Pendirian Bangunan.

“Bangunan liar ini berdiri di atas jalur hijau yang tidak boleh didirikan bangunan. Selanjutnya tempat ini akan dijadikan taman kota untuk kawasan Jl Demang Lebar Daun,” katanya di sela-sela pembongkaran, kemarin (23/11).

Ke depan, katanya, puluhan bangunan liar yang saat ini masih berdiri di sisi kiri dan sisi kanan Jl Demang akan dibongkar. Namun pihaknya meminta kepada para pemilik bangunan untuk dapat membongkar sendiri bangunannya sehingga tidak akan menimbulkan tindakan yang keras dalam pembongkaran tersebut.

Sementara, Riki, salah seorang yang menyewa salah satu bangunan liar untuk membuka rumah makan mengaku kecewa dan tidak tahu harus memindahkan usahanya ke mana setelah tempat usahanya dibongkar. “Saya kontrak bangunan ini untuk tiga tahun. Namun baru berjalan satu tahun lebih, bangunan ini dibongkar,” ujarnya sambil memandangi tempat usahanya yang telah rata dengan tanah.

Namun, pemilik bangunan liar tersebut berjanji akan mengembalikan uang sewa yang telah dibayarkan penuh oleh Riki. Hanya saja, saat ini ia kebingungan untuk mencari tempat sewa yang baru. Barang-barang keperluan usahanya terpaksa dititipkan sementara kepada koleganya.

Terkait hal ini Camat Ilir Barat I, Kurniawan SSos MSi mengatakan memang sudah tidak diizinkan lagi untuk mendirikan bangunan di atas lahan hijau. Hal ini juga menurutnya sesuai dengan keinginan Pemkot Palembang yang akan menggalakkan kawasan hijau di Palembang.(Sumeks)

Tertarik Agropolitan dan Pariwisata

Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Mr Ashok Kumar Mirvuri selama tiga hari, hingga tanggal 26 November akan berada di kota pempek ini. Kemarin (24/11), Kumar mengawali lawatannya dengan bertemu Pangdam II/SWJ Mayor Jenderal TNI Mochammad Sochib SE MBA dan Walikota Ir H Eddy Santana Putra MT.

Apa yang mereka bicarakan? Kumar saat bertemu Pangdam sempat bernostalgia dan lebih banyak mendengarkan apa potensi Sumsel. “Lebih kurang 3,5 tahun bertugas sebagai dubes, baru kali ini saya ke Palembang. Ini kota yang sangat menakjubkan. Sekitar 20 tahun yang lalu, saya juga pernah ke sini. Ketika itu, belum berkembang sepesat sekarang,” ujarnya saat berbincang dengan Pangdam di ruang tamu Makodam II/Swj.

Kumar yang tiba pukul 14.15 WIB di Makodam II/Swj, sempat menanyakan soal potensi yang dimiliki Sumsel. “Kami ingin tahu potensi Sumsel seperti apa?” ujar Kumar didampingi konsulat Singapura untuk wilayah Sumatera berkantor di Pekanbaru, Mr Gavin Chay serta sejumlah staf kedubes lainnya,

Pangdam menjelaskan kondisi geografis juga sosial budaya wilayah Sumbagsel yang terdiri dari lima provinsi dan menjadi aset karena merupakan wilayah teritorial Kodam II/Swj. “Kami merasa begitu mendapatkan kehormatan atas kunjungan Anda ke sini. Semoga ini bisa menjadi awal yang baik dalam menata hubungan antarkedua negara di masa yang akan datang,” imbuh Pangdam.

Usai pertemuan, Kumar kepada wartawan mengaku pertemuan ini sebatas perkenalan diri. Hanya, ketika ditanyakan apakah pertemuan dengan jajaran Kodam II/Swj terkait rencana kelanjutan latihan militer bersama antara Angkatan Bersenjata Indonesia dengan Angkatan Bersenjata Singapura yang sebelumnya hangat dibicarakan, Kumar menampik akan hal itu.

“Tadi tidak ada kita bicara ke arah sana. Yang pasti, kita ke sini untuk sekadar mencari informasi apa yang bisa kita tawarkan khususnya kepada setiap calon investor dari negeri kami, tidak bicara soal yang lain,” elak Kumar.

Seperti diketahui, tahun lalu wilayah Sumsel, tepatnya di Puslatpur Baturaja sempat digadang-gadang bakal menjadi salah satu lokasi latihan militer bersama antara Angkatan Bersenjata Indonesia dengan Singapura. Namun, hingga sekarang latihan militer yang digagas kedua pucuk pimpinan angkatan bersenjata kedua negara serumpun itu, tak kunjung direalisasikan.

Menurut dia, dengan perkembangan wilayah yang sedemikian pesat, Sumsel khususnya mempunyai potensi besar, terutama dalam menghimpun investor dari luar. “Cukup bagus, kemungkinan bakal kita ajak beberapa investor untuk berkunjung ke sini. Mudah-mudahan bisa berinvestasi di sini,” tandasnya.

Road show Dubes berlanjut ke Wali Kota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra MT sekitar pukul 11.00 WIB. Menurut Kumar, Kota Palembang sebenarnya sudah terkenal di Singapura terutama untuk wisata sejarahnya seperti Sungai Musi. "Tapi pertama bagi saya mengunjungi Kota Palembang, bukan saja terkenal sebagai kota sejarah tetapi juga memiliki potensi yang besar untuk investasi di bidang agropolitan dan pariwisata. Saya tertarik di bidang itu," tukasnya.

Wali Kota Eddy Santana Putra mengaku sebenarnya banyak potensi investasi yang bagus untuk dijajaki seperti investasi di bidang ekspor. Salah satunya, ekspor buah-buahan dan sayur-sayuran ke Singapura. "Namun, itu tadi. Kualitas sayur dan buah-buahan untuk ekspor harus bagus. Biar bisa bersaing di pasar luar negeri," ujar Wako.

Sebenarnya, kedatangan Dubes Singapura ke Palembang baru penjajakan. Setelah itu, memikirkan apa yang bisa dikembangkan. "Kalau kita siap akan ada kemudahan-kemudahan," tukas Wako. Yang jelas, Wako ingin ada hubungan yang lebih erat dengan Singapura. Apalagi, orang Palembang tidak asing lagi dengan Singapura. “Banhyak yang ke sana untuk rekreasi, belanja, atau berobat. Jika ada hubungan, harus ada kemudahan-kemudahan yang didapat orang Palembang ketika mengunjungi Singapura seperti fasilitas berobat lebih murah,” pungkasnya.

Rencananya, hari ini Dubes Singapura untuk Indonesia Mr Ashok Kumar Mirpuri dan Konsul Singapura untuk wilayah Sumatera Mr Gavin Chay akan bertemu dengan Gubernur Sumsel.
Berdasarkan jadwal bagian protokol Pemprov Sumsel, pertemuan itu direncanakan pukul 10.00 WIB di ruang tamu gubernur. Informasinya, pertemuan itu selain dalam rangka silaturahmi, juga untuk menjajaki kemungkinan investasi di Sumsel.(Sumeks)

BERITA FOTO: Antri Kurban di Masjid Agung

RATUSAN warga Palembang yang memadati halaman Masjid Agung antri mengambil pembagian daging kurban yang di laksanakan panitia Yayasan Masjid Agung Palembang, Sabtu (28/11). Panitia menyiapkan 2.000 kupon untuk Warga Palembang yang layak menerimanya. Kurban yang dipotong terdiri dari sapi tujuh ekor dan 35 ekor kambing. Pemotongan kambing berlangsung Minggu (28/11) hari ini.(Sripo)

Minta Makam SMB II Dipindahkan

Pengrusakan makam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II di Ternate, di mana nama batu nisan putra SMB II, Sultan Ahmad Najamudin Pangeran Ratu diganti menjadi Pusara Amirudin harus menjadi tanggung jawab pemerintah setempat. “Yang namanya peninggalan sejarah di tempat tertentu, maka seharusnya adalah tanggung jawab pemerintah setempat, dalam hal ini pemerintah Ternate,” tegas Wali Kota Ir H Eddy Santana Putra MT kepada Sumatera Ekspres kemarin.

Dikatakan, pemugaran boleh saja berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Palembang. Pasalnya, SMB II itu adalah pahlawan dari kota pempek ini. "Kita sudah menitipkannya di sana (Ternate). Kalau ada masalah apa di situ masa kita tidak tahu apa-apa. Atau pindahkan saja makam SMB II ke Kota Palembang, biar saya yang ngurus," ujar Wako. Maksud Wako, itu diluruskan lagi, dan harusnya pemeliharaan pun dengan sebenarnya karena makam SMB II juga peninggalan sejarah dan salah satu pahlawan nasional.

"Namun saya yakin kalau makam SMB II sendiri tidak bisa diganggu, karena dia memiliki bangunan sendiri, saya sudah lihat," tukas Wako. Yang bermasalah makam-makam di bawah itu. Mungkin tidak ada namanya atau tidak jelas, sehingga diganti.

Masih kata Eddy, jika memang ada yang diganti maka harus dikembalikan seperti semula. Wako juga berterima kasih dan meminta pengertian kepada mayarakat yang memang memiliki perhatian kepada makam, misalnya ketika ingin melakukan pengrehaban harap koordinasi terlebih dahulu, bawa pengantar dari Pemkot Palembang.

"Lapor dululah, nanti Pemkot Palembang akan membantu dan menerbitkan surat rekomendasi untuk Pemkot Ternate," ujarnya. Jika kemudian terjadi hal-hal seperti ini, maka jelas Pemkot Palembang tidak tahu apa-apa, lalu soal tanggung jawab ini adalah tanggung jawab sama-sama, namun Wako berharap kepada pemerintah Ternate untuk mengurusnya.

Kalau muncul tuduhan bahwa pelaku merupakan salah satu Sultan, Wako sendiri tidak tahu siapa pelaku dan ini harus diselidiki. "Nanti akan ketahuan juga, siapa di situ? Siapa yang membenari makam? Atau siapa yang mengganti nama?" ujarnya. Siapa pun yang melakukan itu, kalau memang nama batu nisan Najamudin diganti, maka kembalikan lagi namanya ke semula. "Kita harus punya itikad dan moral yang baik sebagai warga negara," tukasnya.(Sumeks)

Warga Sukarami Dapat Penyuluhan BPPOM

Badan Penelitian dan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPPOM) Palembang melakukan sosialisasi tentang penyebaran produk obat, makanan, kosmetik, obat tradisional dan bahan berbahaya lainnya. Hal ini dimaksudkan sebagai informasi tambahan kepada masyarakat, khususnya di wilayah Kecamatan Sukarami.

Dimana permasalahan tersebut masih dianggap awam bagi sebagian masyarakat. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi bersama kader PKK, karang taruna, warga dan tokoh masyarakat yang merupakan penyambung informasi. Dalam hal ini, informasi yang diberikan diharapkan mampu menyentuh hingga kelapisan masyarakat tingkat bawah.

Dalam sosialisasinya, beberapa hari lalu, BPPOM beraudensi bersama peserta. Berbagai pertanyaan dilemparkan peserta. Salah satunya pertanyaaan terkait dengan makanan yang dijual selama dua jam lebih, apakah menimbulkan bakteri membahayakan bagi konsumennya.

Drs Burhanudin Gumay Apt MM selaku nara sumber satu persatu menjawab pertanyaan dari peserta. “Makanan yang dijual lebih dari dua jam, apakah dapat terkenan bakteri. Itu tergantung dari jenis makanannya. Bila makanan tersebut banyak mengandung kadar air, maka pertumbuhan bakteri akan cepat menyebar”, jawabnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, pertumbuhan bakteri tidak akan menyerang makanan yang memiliki kader air rendah. “Sebelum makanan tersebut disajikan, maka perlu diperhatikan bagi konsumen tingkat kadar airnya. Sebab banyak sekali produesn yang tidak bertanggung jawab”, bebernya.

Camat Sukarami, Dra Lisma Feni SSos MM mengatakan, sosialisasi ini merupakan hasil kerjasama pihaknya dengan BPPOM. Agar masyarakat khususnya di wilayah Sukarami sangat membutuhkan informasi tersebut. Pasalnya, banyak warga yang kurang informasi atau awam akan bahaya dan dampak mengkonsumsi bahan berbahaya itu.(Sumeks)

Selasa, 17 November 2009

Indonesia Air Ambulance Rambah Palembang

PALEMBANG – Pelayanan transportasi medis yang cepat dan tepat di era kritis seperti sekarang sangat diperlukan. Indonesia Air Ambulance (IAA) pun menjawab tantangan itu. “Kita buka cabang di Palembang,” ungkap Johnnie Sugiarto PhD selaku Presiden Direktur (Presdir) IAA di sela-sela perhelatan Muktamar Dokter Indonesia (MDI) 2009 kemarin.

Dasar pendirian IAA, di antaranya untuk menyelenggarakan pelayanan evakuasi medis sekaligus transportasi medis terdepan di Indonesia bahkan Asia. “Jaminan kami dengan pelayanan non-stop selama 24 jam dan dengan pelayanan terpadu atau one stop service sistem bed to bed service kepada setiap costumer.”

Maksud pelayanan sistem bed to bed service di sini, kata Johnnie didampingi dr Hendry Jan, CCAT (UK), HFMC selaku direktur IAA berupa pelayanan transportasi medis berkelanjutan. Mulai dari pengurusan dokumen medis dan non-medis dengan tenaga medis yang telah berpengalaman di bidangnya.

“Termasuk di dalamnya penyediaan alat medis canggih beserta obat-obatan emergency yang dibutuhkan. Juga keberadaan pesawat carter dan komersial sebagai sarana utama air ambulance,” tukas dia.

Kesiapan armada? Kata Johnnie, untuk pesawat carter stand-by di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta sebanyak 6 unit pesawat jenis jet. Kapastias maksimal 8 penumpang. “Pesawat sejenis juga stand-by di bandara internasional Changi, Singapura. Kita sendiri siaga 7 unit helikopter di antaranya jenis Bell 407 dan Eurocopter.”

Mengenai biaya, Johnnie menyebut di kisaran US$ 15 ribu per pasien. “Khusus Palembang, pasiennya masih relatif kecil, hanya satu orang per bulan. Kita buka pelayanan call centre 24 jam dengan nomor 021-56972888,” pungkasnya.(Sumeks)