Minggu, 28 Juni 2009

1.070 Anggota FKDM Dikukuhkan


PALEMBANG, Sripo - Sebanyak 1.070 pengurus dan anggota forum kewaspadaan dini masyarakat (FKDM) tingkat Kelurahan se-Palembang dikukuhkan. Pengukuhan dilaksanakan di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), langsung oleh Walikota Ir H Eddy Santana Putra MT.

Hadir pada acara pengukuhan itu, perwakilan Dirjen Kesbang diwakili Kasubdit Analisis Konflik Potensi Sosial, Sudhyanto SH dan unsur Muspida Kota Palembang.

Sudhiyanto dalam arahannya mengatakan pungsi dari FKDM ini adalah untuk secara dini menginformasikan segala bentuk komplik sosial termasuk kriminal, narkoba dan terorisme. Sehingga diperlukannya FKDM yang mampu mengiformasikan dan mengkomunikasikan segala bentuk-bentuk kejadian sosial dalam masyarakat kepada pemerrintah dan aparat hukum.

"Supaya kejadian itu tidak meluas dan membahayakan masyarakat setempat," jelasnya.

Walikota Eddy Santana dalam sambutannya mengaku pembentukan FKDM ini sesuai dengan peraturan Mendagri dan Dirjen Kesbang RI. Hanya saja untuk honornya memang tidak ada.

"Pada tahap awal ini saya akan seragamkan dulu dengan pakaian batik. Kita usahakan batiknya seragam dan dibuat dari Palembang," jelas Eddy Santana disambut tepuk riuh hadirin.

"Tapi jangan salah sangka ini jangan dikaitkan dengan politik menjelang Pilpres, tidak ada hubungannya," tegas Eddy Santana.

Senin, 22 Juni 2009

Palembang dan Hari Jadi

KOTA Palembang tahun ini memperingati hari jadinya yang ke 1327. Dengan usianya yang demikian tua, Palembang boleh mengklaim diri sebagai kota tertua di Indonesia. Memang, kenyataannya belum ada kota lain di Indonesia yang lebih tua daripada Palembang. Dasar penetapan hari jadi Palembang diambil dari Prasasti Kedukan Bukit. Pada prasasti itu disebutkan adanya pendirian sebuah wanua atau desa/perkampungan oleh Raja Sriwijaya, Sri Jayanasa. Dalam perkembangan selanjutnya wanua tersebut menjadi kota Palembang sekarang. Pendirian wanua bertepatan dengan tahun 604 Saka atau 682 Masehi.

Penetapan hari jadi suatu daerah (kota, kabupaten, dll) berdasarkan kajian sumber data arkeologi (prasasti) banyak dilakukan di tempat lain. Disamping kajian terhadap sumber prasasti, untuk menetapkan hari jadi suatu daerah dapat dilakukan juga berdasarkan sumber sejarah. Kedua sumber data tersebut (epigrafi dan sejarah) dapat mengenali dan mengungkap hari jadi suatu daerah.

Tujuan pertama dari tiga tujuan arkeologi adalah merekonstruksi sejarah budaya. Salah satu bentuk merekonstruksi sejarah budaya adalah mengetahui umur atau usia suatu budaya, termasuk diantaranya hari jadi daerah/kota. Penetapan kronologi atau pertanggalan dapat dilakukan dengan pertanggalan absolut atau mutlak dan relatif. Sumber tertulis (prasasti) dapat menginformasikan suatu kejadian atau peristiwa secara jelas, bahkan sering kali disertai dengan informasi waktu.

Syarat

Soekarto Kartoatmodjo, seorang epigraf (ahli epigrafi), pernah mengemukakan beberapa syarat untuk menetapkan hari jadi suatu daerah berdasarkan kajian epigrafi/prasasti dan sejarah. Pertama, dicari yang setua mungkin. Kedua, mampu menimbulkan rasa bangga penduduk dan warga masyarakat seluruhnya. Ketiga, mempunyai ôciri khasö atau identitas yang jelas. Keempat, bersifat Indonesia-sentris dan bukan Belanda-sentris.

Disamping beberapa syarat di atas, penetapan hari jadi dilakukan juga dengan melalui prosedur kerja. Prosedur kerja tersebut adalah mencari data arkeologis/historis, menemukan angka tahun, mengkonversikan angka tahun Saka/Hijriah ke angka tahun Masehi, menetapkan tanggal normatif, dan menentukan pilihan-pilihan hari jadi.

Syarat sumber yang setua mungkin merupakan syarat utama untuk menentukan hari jadi, karena dalam mencari hari jadi terkadang terdapat atau ditemukan beberapa alternatif pertanggalan. Dari beberapa pertanggalan tersebut, dipilih atau ditetapkan pertanggalan yang tertua. Misalnya pada penetapan hari jadi Jepara, Kudus, Pemalang, dan Purworejo terdapat beberapa alternatif pertanggalan. Akhirnya dari beberapa alternatif tersebut dipilih yang paling tua.

Mampu menimbulkan rasa bangga penduduk dan warga masyarakat seluruhnya, tentunya berhubungan dengan kejadian atau peristiwa yang bersifat konstruktif. Rasa bangga karena kepatriotan seorang tokoh tertentu ketika bertempur mengusir penjajah, bisa menjadi titik tolak penetapan hari jadi daerah. Seperti peristiwa penyerangan Tumenggung Baurekso sebagai Panglima Tertinggi Jawa ke Batavia pada tanggal 26 Agustus 1628, ditetapkan sebagai hari jadi Kendal.

Ciri khas atau identitas yang jelas dari data arkeologis/historis dapat mengarahkan pada nama atau lokasi tertentu. Misalnya, Prasasti Kalasa berangka tahun 700 Saka (778 M), merujuk pada pendirian suatu bangunan suci/candi yang sekarang terkenal dengan nama daerah atau Candi Kalasan (sekitar Prambanan).

Dalam penetapan hari jadi suatu daerah, lebih diutamakan sumber data yang berasal dari Indonesia daripada yang berasal dari luar (Belanda-sentris). Tidak tertutup kemungkinan dalam penetapan tersebut terdapat data yang berasal dari sumber Belanda. Untuk mensikapi keadaan ini, kita harus berhati-hati sebab pada sumber Belanda tersebut tidak tertutup kemungkinan terdapat maksud-maksud tertentu. Apalagi Belanda sebagai bangsa yang menguasai Indonesia akan berusaha membuat kesan bahwa merekalah yang seolah-olah benar dan bangsa yang dikuasainya seolah-olah bangsa yang salah.

Apabila terdapat dua sumber data (Indonesia dan Belanda) dalam penetapan hari jadi, sumber data yang berasal dari Indonesia haruslah yang lebih diutamakan daripada sumber Belanda. Sebab data yang bersifat Indonesia-sentris lebih bersifat alami dan membumi, jauh dari faktor kepentingan dan pesanan.

Prasasti Kedukan Bukit hanyalah sebuah batu andesit yang sampai sekarang masih tersimpan di Museum Nasional dengan nomor registrasi D-146. Sebagai sebuah data, batu berbentuk hampir oval tersebut menyimpan informasi maha penting. Dari batu inilah terekam pendirian suatu tempat yang merupakan cikal-bakal Kota Palembang sekarang. Dengan usianya yang demikian tua (1327 tahun), Palembang sedang giat-giatnya membangun. Pembangunan fisik dan non fisik harus sejalan, seiring dengan cita-cita Palembang sebagai Kota Internasional, seperti halnya pada masa kejayaan Sriwijaya. Semoga.

Kamis, 18 Juni 2009

Giliran Sungai Bayas ‘Bersih-bersih’

PALEMBANG Sumeks – gerakan program kali bersih terus berjalan. Kemarin, giliran kecamatan Kemuning dengan memusatkan kegiatan di Sungai Bayas Jl Letjen Simanjutak, Kelurahan Pahlawan. Seluruh masyarakat berserta aparat kecamatan terlihat antusias ‘bersih-bersih’.

‘’Ya masyarakat diminta untuk aktif juga menjaga kebersihan aliran sungai,’’ kata Camat Kemuning Sutodin, kemarin.

Pantauan Koran ini, Sungai Bayas terlihat begitu jorok, airnya hitam pekat dan dipenuhi dengan enceng gondok. Seluruh elemen bahu membahu membersihkan Sungai Bayas sepanjang 1 km. Seusai itu, pihak kecamatan memasang tanda larangan membuang sampah di sungai. ‘’Kalau masih saja warga tidak mengindahkannya, akan kita tindak tegas,’’ tegas dia.

Sutodin mengatakan agar program berjalan efektif warga diminta turut andil dan melapor ke pemerintah kota bila ada sungai di lingkungannya yang mendesak untuk dibersihkan.

“Kita akan segera turun jika memang ada aliran sungai warga yang terhambat akibat sampah atau eceng gondok. Bahkan bila diperlukan sungai yang mengalami pendangkalan akan dikeruk,” katanya, kemarin.

Ia juga berharap Prokasih dapat meningkat kesadaran warga membersihkan serta menjaga aliran sungai. Pasalnya, kata dia, Palembang dulunya punya ratusan anak sungai yang bermuara ke sungai induk yaitu Sungai Musi dengan kondisi yang bersih dan sehat. “Namun kini sudah saatnya kita menjaga kebersihan lingkungan sekitar,” tandasnya.

Serta ia juga menghimbau kepada warga agar jangan menutup permukaan anak sungai dengan beton dan mejadikannya sarana jalan. Karena hal ini dapat berakibat yang buruk bagi saluran pembuangan.

Minggu, 14 Juni 2009

Lomba Bidar Meriahkan HUT Kota Palembang

PALEMBANG, SRIPO - Lomba bidar dan perahu hias akan memeriahkan HUT Kota Palembang ke 1326. Sejumlah hadiah disiapkan panitia pelaksana untuk peserta yang berhasil menjauarai lomba.

Kepala Bidang Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Palembang, M Rasyidi SH, Senin (15/6) mengatakan sebanyak 18 peserta lomba perahu hias sudah siap bertarung. Sedangkan peserta lomba bidar baru terrdaftar delapan kelompok.

Peserta diketahui selain dari Kota Palembang, juga ada dari kabupaten dan kota se-Sumsel serta peserta dari swasta, BUMN, BUMD dan kelompok masyarakat RT.

Total hadiah uang untuk lomba perahu motor hias mencapai Rp 22 juta dan untuk bidar prestasi Rp 20 juta. Selain itu, lanjut M Rasyidi hadiah juga diberikan dalam bentuk tropi.

"Peserta bidar harus berjumlah 24 orang pendayung," kata M Rasyidi sembari menegaskan para juri selain dari PODSI, juga dari TNI AL dan Dinas Pariwisata," ungkapnya.

Menurutnya, lomba dimulai usai uapacara HUT Kota Palembang di BKB Rabu (17/6) pukul 08.00 disaksikan langsung Walikota dan unsur Muspida setempat.

Tanpa Potongan, Gaji ke-13 Cair

PALEMBANG SUMEKS - Sempat menanti lama, sekitar 17.000 PNS di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, dapat bernapas lega. Hari ini (16/6), gaji ke-13 siap digelontorkan secara bertahap. Pemkot sudah menyiapkan dana sebesar Rp50 Miliar.

Pencairan tersebut, mengacu pada Surat Edaran (SE) Departeman Keuangan RI Direktorat Jendral (Dirjen) Perbendaharaan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No Per-25/PB 2009 tentang Petunjuk teknis pemberian gaji/pensiun tahun 2009 kepada PNS, pejabat negara dan penerima pensiunan. Yang menandatangani Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan, Herry Purnomo, 12 Juni 2009 lalu. Surat ini merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) No 42/2009.

"Intruksi, baru kita dapatkan pagi ini (kemarin,red) dari kantor Perbendaharaan Negaran (KPPN) Jl A Riva'i," ungkap Kepala Bagian (Kabag) Keuangan Pemkot Palembang, M Hoyin R SE MM, melalui Kasubag Perbendaharaan M Yusran Yusuf Ssos kepada wartawan di ruang kerjanya kemarin (15/6).

Bagian Keuangan sendiri, lanjut Yusran tidak mengeluarkan edaran resmi kepada Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD). Pihaknya hanya melakukan pemberitahuan secara lisan, agar bendahara melakukan pencairan.

Dikatakan, mekanisme pancairan gaji seperti biasa. Bendahara cukup mendatangi Bagian Keuangan untuk meminta penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Dana (SP2D). Setelah SP2D diterbitkan, baru dan dibagikan.

"Tidak ada potongan. Potongan seperti Askes, Zakat, Iuran wajib pegawai atau Bapertarum ditiadakan. Gaji pokok ditambah tunjangan (Keluarga, jabatan, fungsional) akan diterima 100 persen," tegasnya.

Bagaimana dengan para pensiunan? Mengacu pada BAB V pasal 17 SE Dirjen Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan, pembayaran pensiunan/tunjangan bulan ke-13 2009 oleh PT Taspen (Persero), PT ASABRI (Persero) dilaksanakan pada bulan Juni.