Selasa, 17 November 2009

Normalisasi Sungai Bendung Dikebut

Tahun ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Palembang fokus melaksanakan program normalisasi Sungai Bendung. Tahap awal, proyek tersebut menghabiskan dana Rp8 miliar dari APB pusat lewat pos Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII.

“Kita berupaya kebut pengerjaannya tahun ini juga,” ujar Kepala Dinas PU Kota Palembang, Ir Kira Tarigan di sela-sela peninjauan jalan inspeksi sepanjang Sungai Bendung kemarin (18/11). Item pekerjaan normalisasi Sungai Bendung 2009, mencakup pembuatan jalan inspeksi sepanjang 5 km mulai dari Jl Ali Gatmir 8 Ilir yang bermuara di samping Jl Veteran, tepatnya kompleks pertokoan show room Mitsubhishi.

Pekerjaan tersebut, kata Kira, dibarengi dengan pengerukan sekaligus perbaikan dinding sungai yang hingga kini mengalami sedimentasi alias pengikisan di sisi kiri dan kanan antara 1-1,5 meter. “Jalur yang paling kritis sepanjang 1,5 km. Sejak awal pembangunannya tahun 1995 hingga kini belum sekalipun dikeruk lantaran tidak ada jalan inspeksi yang mengakibatkan alat berat tak bisa masuk.”

Ir Ahmad Bastari Yusak MT, kabid Pengendalian Banjir mengaku tengah mengupayakan tahap negosiasi ganti rugi. Ganti rugi sendiri diperuntukkan bagi warga yang selama ini domisili rumahnya berada di sepanjang bantaran alur Sungai Bendung, penyebab utama tersendatnya aliran air dari hulu ke hilir.

“Sebagian besar rumah warga yang ada di bantaran Sungai Bendung ada yang dengan kesadaran sendiri merobohkan rumahnya. Namun, sebagian lainnya terpaksa kita robohkan dengan alat berat. Sementara, proses ganti rugi urusan tata pemerintahan, kita hanya selaku eksekutor di lapangan,” tegasnya lagi.

Lanjut dia, mengantisipasi hal yang tak diinginkan di musim penghujan, pihaknya memutuskan untuk mengebut pengerjaan normalisasi Sungai Bendung dengan melibatkan sedikitnya 100 pekerja. Ditambah operasionalnya tiga unit alat berat jenis ekskavator dan satu unit alat berat jenis loader.

“Selain ganti rugi, penyelesaian proyek tersebut juga terkait utilitas pipa mulai dari PDAM, Telkom, PLN hingga gas yang juga terdapat di sepanjang jalur normalisasi.”

Diketahui, selain jalur Sungai Bendung, dinas PU Kota Palembang juga mendata setidaknya tujuh titik rawan banjir terparah di metropolis. Di antaranya, Jl May Ruslan, tepatnya di depan SMKN 6, Jl Dr M Isa, Jl R Soekamto (depan Yayasan Pendidikan Al Furqon), simpang Polda, Jl Angkatan 45 (depan SMA Arinda), Jl May Sabhara, Sekip serta di Jl Kol H Barlian utamanya di depan loket bus Damri serta di depan RM Tri Arga.

Kata Kira, sebelum ini pihaknya juga telah pula menempatkan empat buah pompa pengendali, namun dengan kapasitas yang relatif kecil, yakni 400-600 liter/detik di empat titik. Salah satunya di Jl Kapten A Rivai yang difungsikan menyerap gengan air di seputaran kantor gubernur.(Sumeks)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar