Lokasi : Di tepian Sungai Musi
Pelabuhan Palembang yang dikenal sebagai Boom Baru (boom: pelabuhan) merupakan pelabuhan pengganti yang didirikan Belanda pada pada tahun 1924 dengan penguasa pelabuhan yang disebut sebagai Haven Meester. Sebelumnya, pelabuhan yang melayani pelayaran kapal-kapal besar (Samudera) berada di kawasan Sungai Rendang (dekat kawasan 16 Ilir saat ini). Fungsi pelabuhan ini, ditetapkan oleh Pemerintah Belanda dengan Staatblaad 1882 No. 240.Karena perkembangan perdagangan di Palembang apalagi di kawasan 16 Ilir makin pesat, arus keluar masuk kapal pun makin meningkat yang mengakibatkan pelabuhan ini tidak mampu lagi menampung arus kapal berikut bongkar muatnya.
Pemerintah pun mengambil kebijakan untuk memindahkan pelabuhan tersebut. Proses pemindahan pelabuhan ini sudah beberapa kali dilakukan. Pada tahun 1821, setelah Belanda berhasil menguasai Palembang, pelabuhan dibangun di depan Benteng Kuto Besak sekarang Perbekalan dan Angkutan Komando Daerah Militer (Bek Ang Kodam) II Sriwijaya dan dikenal sebagai Boom Jati.
Pemindahan kembali dilakukan pada tahun 1914, dengan letak lebih ke hilir, yaitu kawasan Sungai Rendang, yang kini dikenal sebagai Gudang Garam. Pemindahan pelabuhan ke Boom Baru, ditetapkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda lewat Staatblad Tahun 1924 No. 545.
Pelabuhan ini terletak di antara Sungai Lawang Kidul dan Sungai Belabak. Kala itu, pelabuhan memiliki panjang dermaga sekitar 250 meter. Selain dermaga, di tempat ini juga ada Kantor Doane atau Bea Cukai yang posisinya terapung.
Pelabuhan Palembang mengalami perkembangan yang sangat pesat, dapat dilihat pada perbandingan catatan statistik arus keluar masuk kapal dan bongkar muat kapal antara tahun 1880 (Boom Jati) dan 1929 (Boom Baru). Pada tahun 1880, jumlah kapal yang beraktivitas di pelabuhan sebanyak 177 unit dengan volume barang 30.330 meter kubik (kini dalam ukuran TEUS). Sementara tahun 1929, jumlah kapal 1.559 unit dan barang (4.050.408 meter kubik).
Dermaga saat ini yang dikelola oleh PT Pelindo di Boom Baru adalah Dermaga I sepanjang 475 m, lebar 10,5 m dengan kapasitas 3 TEUS per meter persegi dalam 7 LWS. Lapangan penumpukan peti kemas (container field)-nya seluas 8.173 meter persegi. Kemudian, Dermaga II sepanjang 265 m, lebar 19,5 meter dengan kapasitas 3,2 TEUS per meter persegi dalam 9,2 LWS. Ini didukung lapangan penumpukan peti kemas seluas 36.000 meter persegi. Saat ini, selain telah didukung oleh fasilitas canggih, pihak pelabuhan juga berencana melakukan pengembangan, baik luas maupun fasilitasnya sehingga sesuai dengan ketentuan pelayaran internasional.
Back To Tempat Wisata Lainya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar