Lokasi : Kasawan Plaju dan Sungai Gerong
Kilang pengolahan minyak, dikenal sebagai Pertamina Unit Pengolahan (UP) III, ini merupakan salah satu kilang tertua di Indonesia. Dalam dunia minyak dan gas bumi (Migas), kilang yang memiliki kapasitas produksi sebesar 120 MBCD (million barel capacity day) ini memasok kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) untuk wilayah Sumbagsel.
Kilang ini awalnya terbagi atas dua bagian dengan kepemilikan yang berbeda. Kilang di Plaju didirikan oleh Shell, perusahan milik Belanda pada tahun 1930. Sekitar lima tahun kemudian, tahun 1935, sebuah perusahaan Amerika, Stanvac, mendirikan kilang di Sungai Gerong. Pada masa pra-kemerdekaan hingga masa kemerdekaan, instalasi pengolahan minyak ini menjadi objek penting dalam politik.
Saat Jepang menduduki Indonesia ?termasuk Palembang? tahun 1942, kilang minyak ini merupakan prioritas pertama yang diduduki. Demikian pula saat Sekutu mendarat pada 22 Oktober 1945 setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia (PD) II. Sekitar dua bulan sebelumnya, 29 Agustus 1945, Himpunan Tenaga Lasykar Minyak (HTLM) bentukan Jepang dibubarkan dan dibentuklah badan baru bernama Persatuan Pegawai Minyak (PPM).
Badan ini dipersiapkan untuk pengambilalihan seluruh perusahaan minyak di Palembang dari tangan Jepang. Sehari kemudian, 30 Agustus 1945, battalion tentara minyak Jepang, Asano Butai, menyatakan kesediaan untuk menyerahkan perusahaan minyak di Palembang. Terbentuklah kemudian Lasykar Minyak di setiap tambang minyak di pedalaman Sumatera Selatan. ?Lembaga? ini sebetulnya manifestasi dari tawar-menawar antara Jepang dan Pemerintah Republik. Intinya, Republik menjamin keamanan dan akan memasok bahan makanan bagi tentara Jepang.
Pemerintah Republik di Sumatera Selatan kemudian membentuk Perusahaan Minyak Republik Indonesia (Permiri) yang personelnya berasal dari Lasykar Minyak. Siasat ini berhasil baik. Ketika Jepang meninggalkan Palembang, Permiri berhasil mengambil alih Kilang Plaju dan Sungai Gerong, sebelum kedudukan Sekutu ?yang dib oncengi NICA akibat perjanjian Inggris-Belanda, Civil Affairs Agreement, 24 Agustus 1945? di daerah ini efektif pada Maret 1946. Seiring perkembangan zaman, Permiri kemudian berubah menjadi Permina hingga akhirnya menjadi Pertamina seperti saat ini.
Gerakan Politik Nasionalisasi aset penting yang berada di Indonesia oleh Bung Karno, berhasil ?merebut? Kilang Plaju. Pemerintah RI membeli kilang itu dari Shell. Pasca-Bung Karno, Kilang Sungai Gerong yang dimiliki Stanvac juga dibeli Pemerintah pada tahun 1970.
Back To Tempat Wisata Lainnya:
Kilang pengolahan minyak, dikenal sebagai Pertamina Unit Pengolahan (UP) III, ini merupakan salah satu kilang tertua di Indonesia. Dalam dunia minyak dan gas bumi (Migas), kilang yang memiliki kapasitas produksi sebesar 120 MBCD (million barel capacity day) ini memasok kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) untuk wilayah Sumbagsel.
Kilang ini awalnya terbagi atas dua bagian dengan kepemilikan yang berbeda. Kilang di Plaju didirikan oleh Shell, perusahan milik Belanda pada tahun 1930. Sekitar lima tahun kemudian, tahun 1935, sebuah perusahaan Amerika, Stanvac, mendirikan kilang di Sungai Gerong. Pada masa pra-kemerdekaan hingga masa kemerdekaan, instalasi pengolahan minyak ini menjadi objek penting dalam politik.
Saat Jepang menduduki Indonesia ?termasuk Palembang? tahun 1942, kilang minyak ini merupakan prioritas pertama yang diduduki. Demikian pula saat Sekutu mendarat pada 22 Oktober 1945 setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia (PD) II. Sekitar dua bulan sebelumnya, 29 Agustus 1945, Himpunan Tenaga Lasykar Minyak (HTLM) bentukan Jepang dibubarkan dan dibentuklah badan baru bernama Persatuan Pegawai Minyak (PPM).
Badan ini dipersiapkan untuk pengambilalihan seluruh perusahaan minyak di Palembang dari tangan Jepang. Sehari kemudian, 30 Agustus 1945, battalion tentara minyak Jepang, Asano Butai, menyatakan kesediaan untuk menyerahkan perusahaan minyak di Palembang. Terbentuklah kemudian Lasykar Minyak di setiap tambang minyak di pedalaman Sumatera Selatan. ?Lembaga? ini sebetulnya manifestasi dari tawar-menawar antara Jepang dan Pemerintah Republik. Intinya, Republik menjamin keamanan dan akan memasok bahan makanan bagi tentara Jepang.
Pemerintah Republik di Sumatera Selatan kemudian membentuk Perusahaan Minyak Republik Indonesia (Permiri) yang personelnya berasal dari Lasykar Minyak. Siasat ini berhasil baik. Ketika Jepang meninggalkan Palembang, Permiri berhasil mengambil alih Kilang Plaju dan Sungai Gerong, sebelum kedudukan Sekutu ?yang dib oncengi NICA akibat perjanjian Inggris-Belanda, Civil Affairs Agreement, 24 Agustus 1945? di daerah ini efektif pada Maret 1946. Seiring perkembangan zaman, Permiri kemudian berubah menjadi Permina hingga akhirnya menjadi Pertamina seperti saat ini.
Gerakan Politik Nasionalisasi aset penting yang berada di Indonesia oleh Bung Karno, berhasil ?merebut? Kilang Plaju. Pemerintah RI membeli kilang itu dari Shell. Pasca-Bung Karno, Kilang Sungai Gerong yang dimiliki Stanvac juga dibeli Pemerintah pada tahun 1970.
Back To Tempat Wisata Lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar