Rabu, 18 Maret 2009

Kantor Ledeng


Kantor ini berlokasi di Jl. Merdeka. Saat ini difungsikan sebagai kantor walikota Palembang. Bentuk bangunannya seperti yang bisa kita saksikan pada gambar berikut, sangat kental dengan arsitektur gaya Belanda.

Asal muasal bangunan ini adalah menara air (water tower). Gedung ini dibangun pada 1929, yang di rancang oleh Ir. S. Snuijf. Bangunan – dengan ketinggian 35 meter dan luasnya 250 meter2 dan bak tampungnya berkapasitas 1.200 meter3 ini – fungsi utamanya adalah untuk menyuplai air bersih, yang pendistribusiannya menggunakan daya gravitasi bumi. Kala itu walikota Palembang dijabat oleh Ir. R.C.A.F.J. Le Cocq d Armandville.

Ketika tercetus pertama kali ide untuk membangun menara Air ini, yang disebut oleh masyarakat Palembang sebagai Kantor Ledeng, sebenarnya cukup membuat kekaguman di hati banyak orang. Mengingat keuangan Haminte (Gemeente) Palembang kala itu sedang dalam krisis.

Pada 1928 saja, utang Haminte Palembang sudah sangat besar. Untuk pajak jalan dan jembatan saja, mencapai 3,5 ton emas. Belum lagi krisis yang diakibatkan oleh parahnya sistem administrasi.

Pada saat Kemerdekaan RI diproklamasikan, 17 Agustus 1945, gedung ini menjadi saksi jiwa kepahlawanan pemuda-pemuda di Palembang. Para pejuang yang terdiri atas bekas opsir Gyu Gun, yaitu Hasan Kasim, M. Arief, Dany Effendy, Raden Abdullah (Cek Syeh), Rivai, dan lain-lain, bekerja sama dengan kelompok pemuda yang dipimpin Mailan beserta pembantunya, Abihasan Said dan Bujang Yacob. Mereka mengibarkan bendera kebangsaan di empat sisi atas bangunan ini, sehingga membangkitkan semangat perlawanan rakyat untuk bebas dari belenggu penjajah.

Back To Tempat Wisata Lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar