Rabu, 12 Agustus 2009

Wisata Lokal Tak Kalah dengan Luar Negeri

PALEMBANG - Bagaimanapun indahnya sebuah objek wisata jika tidak ada yang tahu akan percuma. Perlunya informasi dan promosi ke wisatawan membuat objek wisata yang ada dapat diketahui dan dinikmati.

Demikian dikatakan Nicholas Numanau, Ketua DPP Asita Pusat pada Workhshop Penyusunan Travel Pattern di Hotel Aryaduta, Rabu (19/8). Menurut pria yang akrab disapa Nico ini, kurangnya promosi dan informasi kepada wisatawan luar negeri membuat objek-objek wisata yang ada di Sumsel sepi.

Biro wisata dianggapnya seperti apotik yang menjual obat yang sedang laku keras. Biro wisata banyak menjual wisata di luar negeri dan jarang menjual paket dalam negeri.

Padahal, wisata lokal lebih mereka kuasai keunggulannya dibandingkan luar negeri. Jangankan tahu, berkunjung ke tempat tersebut juga sangat jarang.

"Harusnya biro wisata itu seperti industri. Mereka membuat sendiri paket wisata lalu ditawarkan ke wisatawan mancanegara. Sangat banyak objek wisata di Indonesia pada umumnya dan Sumsel khususnya yang sangat indah dan memiliki potensi luar biasa," katanya.

Selain kurangnya promosi, jalur transportasi juga menjadi penghalang majunya pariwisata di Sumsel. Seperti diakui Nofri, Staf Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumsel. Saat ini transportasi wisata darat dan laut sudah tumbuh dan berkembang dengan cepat. Ini tidak didukung dengan adanya transportasi wisata udara.

"Wisatawan harus menyewa pesawat carteran sendiri untuk pergi ke suatu tempat wisata dengan cepat. Ini yang harus dipikirkan," katanya.

Terkait penataan objek wisata itu sendiri, Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Sumsel, Sutardi Harun mengakui, masih kurang. Masalah dana menjadi kendala utama dalam mengembangkan objek wisata yang ada di Sumsel.

"Tapi yang pasti, setiap tahun kita lakukan perbaikan-perbaikan. Ini dilakukan secara bertahap sehingga tidak terlalu tampak perubahan itu," katanya.

Atas masalah-masalah tersebut, Depbudpar Dirjen Penembangan Destinasi Pariwisata bekerjasama dengan Association of the Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) membuat suatu pedoman perencanaan untuk membuat sebuah objek wisata dapat dikenal dan masuk dalam paket wisata di biro-biro perjalanan wisata.

"Diharapkan kegiatan ini dapat menghasilkan paket-paket wisata yang memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat bersaing dengan paket wisata di luar negeri. Sumsel memiliki banyak potensi, tinggal bagaimana menggali dan mengembangkannya," tandas Nico.(Sripo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar