MUDIK pulang kampung di hari raya Idulfitri sudah menjadi tradisi kebanyakan masyarakat Indonesia, tak terkecuali di Sumsel. Akan tetapi, di balik “kenikmatan” mudik, terkadang kerap menyisakan ganjalan di hati yang kadang mengganggu kekhusyukan berlebaran. Keamanan rumah yang ditinggalkan mudik dan kenyamanan perjalanan mudik.Berkaca dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Kapoltabes Palembang, Kombes Pol Drs Luki Hermawan MSi mengatakan, pihaknya akan dan telah melakukan berbagai upaya guna mengeliminir potensi kejahatan yang bakal terjadi. "Saat Lebaran nanti kecenderungan kejahatan berpotensi meningkat, khususnya curat maupun curas," katanya.Mengantisipasi hal tersebut, pihaknya coba mengevaluasi pergeseran pola yang dilakukan para pelaku. Umumnya tidak hanya pemukiman yang jadi sasaran mereka, pelaku kini utamanya yang berkelompok memilih beberapa sasaran besar. Sasaran ini umumnya perkantoran maupun toko yang buka 24 jam atau SPBU. ”Karena terjadi pergeseran jam-jam pelaku melakukan aktivitasnya, mereka kerap melancarkan aksi jelang tengah malam hingga sahur," tandasnya.Karena itu, setiap malam jajarannya melakukan patroli skala besar yang dilakukan gabungan personel lintas fungsi Poltabes dan polsek-polsek sejumlah 150 personel.
"Apelnya mobile. Setelah itu, pasukan menyebar, patroli di wilayah masing-masing. Kita juga membunyikan semua sirene mobile untuk membuat takut para pelaku yang sedang atau akan beraksi," akunya.
Pada saat pelaksaan Operasi Ketupat Musi 2009 nanti, lanjut Luki, 300 personelnya akan dikerahkan mengisi pos pengamanan (pospam) yang didirikan di Kota Palembang. Sebanyak 10 pospam tetap, dan 5 pospam berpindah-pindah. ”Khusus untuk pengelola pertokoan, kantor, ATM serta SPBU ada berbagai upaya, salah satunya dengan meminta jasa sekuriti. Tapi, sekuritinya juga jangan asal, lihat latar belakangnya saat merekrut dan utamakan merekrut jasa sekuriti yang teregistrasi oleh kita,” imbaunya.
Selain itu, lakukan penambahan perangkat pengamanan juga perlu dilakukan seperti pemasangan CCTV. Di samping upaya tersebut, diakui Luki yang paling penting guna pengamanan Lebaran adalah peran serta masyarakat guna melakukan pengamanan swakarsa maupun melakukan berbagai upaya yang dapat mencegah terjadinya tindak kejahatan.
Sedangkan, untuk warga yang tinggal di pemukiman, Luki juga mengimbau kepada masyarakat yang akan mudik, untuk tidak meninggalkan benda berharga miliknya di rumah. ”Kalau ada barang berharga, titipkan saja di bank atau tempat pegadaian. Kan lebih terjamin,” sarannya.
Juga rumah jangan ditinggalkan kosong begitu saja, titipkan pada tetangga atau sampaikan pada perangkat RT. Kalau perlu bersama warga yang lain akan mudik, sewa sekuriti bersama yang dibayar untuk mengamankan lingkungan. ”Selain itu, sampaikan kepada kita kalau lingkungannya banyak kosong ditinggal mudik. Nanti dari kita akan melakukan patroli di sekitar kawasan tersebut," janjinya.
Terakhir, selain ancaman curas dan curat, Luki juga mengingatkan soal bahaya lain yang dapat terjadi saat rumah tengah kosong. "Bahaya kebakaran utamanya bisa mengancam dan sering terjadi saat Lebaran. Karena itu, tolong sebelum meninggalkan rumah cek peralatan rumah baik listrik, eletronik, kompos, gas, serta air guna mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Di bagian lain, untuk memberi suasana aman dan nyaman bagi pemudik, Polda Sumsel akan mengerahkan sebanyak 3.851 personelnya. Dengan mendirikan 88 pos pengamanan (pospam), tersebar di seluruh satuan wilayah (satwil) polres/poltabes jajaran Polda Sumsel. Pospam akan dilengkapi dengan panel data, meja, kursi, mesin tik (komputer), buku mutasi, HT, spanduk, umbul-umbul di sekitar pos, lampu rotator, senter, tongkat Polri, borgol, pengeras suara, jas hujan, lampu penerangan, kotak P3K, kendaraan dan tabulasi kejadian.
Karo Ops Polda Sumsel Kombes Pol Arie Sulistyo, melalui Kabid Humas Polda Kombes Pol Abdul Gofur, memprediksi aktivitas transportasi otomatis meningkat di kisaran 10 persen. Adanya peningkatan arus mudik dan arus balik, tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan kriminalitas. Seperti curat, curat dan curanmor, termasuk adanya aksi teror di beberapa wilayah yang tidak menutup kemungkinan adanya jaringan teroris di Sumsel.
Untuk itu, mulai dari H-7 sampai H+8, atau mulai 13 September hingga 28 September 2009, polisi akan menyelenggarakan ops kepolisian terpusat, dibantu instansi terkait dan mitra kamtibmas lainnya. Dengen mengedepankan tindakan preventif, represif didukung deteksi dini untuk mewujudkan kondisi kamtibmas yang kondusif.
Tujuannya tidak lain adalah agar masyarakat dapat melaksanakan perayaan Idulfitri 1430 H dengan rasa aman dan nyaman serta dapat melaksanakan mudik ke kampung halaman dengan aman, selamat, tertib dan lancar dalam perjalanan. “Bagi masyarakat yang memerlukan bantuan Polri dapat langsung menghubungi pospam terdekat,” imbau Gofur.
Untuk pemudik yang mengendarai sepeda motor dan mobil diharapkan juga bisa mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta memakai helm yang standar untuk kenyamanan berkendara. ”Meski ada sekitar 88 titik pospam, diimbau pemudik yang mengendarai sepeda motor jangan memaksakan diri perjalanan jauh. Bisa beristirahat di pospam-pospam yang ada di pinggir jalan dan tidak dipungut biaya,” terangnya.
Titik berat Operasi Ketupat Musi 2009 kali ini, yakni operasi kemanusiaan yang mengutamakan pelayanan dan keselamatan masyarakat, serta diarahkan ke pelayanan aspek keamanan serta ketertiban. Objek pengamanan, adalah masjid, objek wisata, pasar, stasiun Kereta Api (KA), daerah rawan kriminal, rumah sakit dan puskesmas, titik rawan macet, rawan laka, terminal serta stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Bicara mengenai daerah rawan, Gofur menyebut ada 99 titik lokasi rawan laka (kecelakaan lalu lintas). Tapi yang terbanyak masih di Kota Palembang, sebanyak 12 titik. Sementara untuk rawan macet, 57 lokasi tersebar di 13 satuan wilayah. ”Data ini berdasarkan hasil survei Dikyasa Direktorat Lantas Polda Sumsel,” jelas Gofur.
Sementara, untuk daerah rawan dari bajing loncat di Kabupaten Lahat dan Empat Lawang, Polri akan terus memonitor jalur mudik dengan menurunkan anggota berpakaian preman dari Reskrim dan Intelkam. ”Kita mengantisipasi bajing loncat yang ada di Lahat dan Empat Lawang. Indikasinya pelaku mengincar mobil-mobil yang membawa sembako. Kita akan tetap tindak keras dan terukur KUHP serta bertindak sesuai prosedur,” tegas Gofur.
Terakhir, kepada masyarakat yang ingin mudik dan meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong, diimbau untuk tidak semua anggota keluarga pergi. ”Meski memang harus tetap ditinggalkan, harus dititipkan dengan keluarga atau tetangga sebelah rumah atau pihak keamanan setempat. Hal ini untuk meminimalisir tindakan kriminal yang ada di sekitar kita,” tukas Gofur.(Sumeks)
Pada saat pelaksaan Operasi Ketupat Musi 2009 nanti, lanjut Luki, 300 personelnya akan dikerahkan mengisi pos pengamanan (pospam) yang didirikan di Kota Palembang. Sebanyak 10 pospam tetap, dan 5 pospam berpindah-pindah. ”Khusus untuk pengelola pertokoan, kantor, ATM serta SPBU ada berbagai upaya, salah satunya dengan meminta jasa sekuriti. Tapi, sekuritinya juga jangan asal, lihat latar belakangnya saat merekrut dan utamakan merekrut jasa sekuriti yang teregistrasi oleh kita,” imbaunya.
Selain itu, lakukan penambahan perangkat pengamanan juga perlu dilakukan seperti pemasangan CCTV. Di samping upaya tersebut, diakui Luki yang paling penting guna pengamanan Lebaran adalah peran serta masyarakat guna melakukan pengamanan swakarsa maupun melakukan berbagai upaya yang dapat mencegah terjadinya tindak kejahatan.
Sedangkan, untuk warga yang tinggal di pemukiman, Luki juga mengimbau kepada masyarakat yang akan mudik, untuk tidak meninggalkan benda berharga miliknya di rumah. ”Kalau ada barang berharga, titipkan saja di bank atau tempat pegadaian. Kan lebih terjamin,” sarannya.
Juga rumah jangan ditinggalkan kosong begitu saja, titipkan pada tetangga atau sampaikan pada perangkat RT. Kalau perlu bersama warga yang lain akan mudik, sewa sekuriti bersama yang dibayar untuk mengamankan lingkungan. ”Selain itu, sampaikan kepada kita kalau lingkungannya banyak kosong ditinggal mudik. Nanti dari kita akan melakukan patroli di sekitar kawasan tersebut," janjinya.
Terakhir, selain ancaman curas dan curat, Luki juga mengingatkan soal bahaya lain yang dapat terjadi saat rumah tengah kosong. "Bahaya kebakaran utamanya bisa mengancam dan sering terjadi saat Lebaran. Karena itu, tolong sebelum meninggalkan rumah cek peralatan rumah baik listrik, eletronik, kompos, gas, serta air guna mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Di bagian lain, untuk memberi suasana aman dan nyaman bagi pemudik, Polda Sumsel akan mengerahkan sebanyak 3.851 personelnya. Dengan mendirikan 88 pos pengamanan (pospam), tersebar di seluruh satuan wilayah (satwil) polres/poltabes jajaran Polda Sumsel. Pospam akan dilengkapi dengan panel data, meja, kursi, mesin tik (komputer), buku mutasi, HT, spanduk, umbul-umbul di sekitar pos, lampu rotator, senter, tongkat Polri, borgol, pengeras suara, jas hujan, lampu penerangan, kotak P3K, kendaraan dan tabulasi kejadian.
Karo Ops Polda Sumsel Kombes Pol Arie Sulistyo, melalui Kabid Humas Polda Kombes Pol Abdul Gofur, memprediksi aktivitas transportasi otomatis meningkat di kisaran 10 persen. Adanya peningkatan arus mudik dan arus balik, tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan kriminalitas. Seperti curat, curat dan curanmor, termasuk adanya aksi teror di beberapa wilayah yang tidak menutup kemungkinan adanya jaringan teroris di Sumsel.
Untuk itu, mulai dari H-7 sampai H+8, atau mulai 13 September hingga 28 September 2009, polisi akan menyelenggarakan ops kepolisian terpusat, dibantu instansi terkait dan mitra kamtibmas lainnya. Dengen mengedepankan tindakan preventif, represif didukung deteksi dini untuk mewujudkan kondisi kamtibmas yang kondusif.
Tujuannya tidak lain adalah agar masyarakat dapat melaksanakan perayaan Idulfitri 1430 H dengan rasa aman dan nyaman serta dapat melaksanakan mudik ke kampung halaman dengan aman, selamat, tertib dan lancar dalam perjalanan. “Bagi masyarakat yang memerlukan bantuan Polri dapat langsung menghubungi pospam terdekat,” imbau Gofur.
Untuk pemudik yang mengendarai sepeda motor dan mobil diharapkan juga bisa mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta memakai helm yang standar untuk kenyamanan berkendara. ”Meski ada sekitar 88 titik pospam, diimbau pemudik yang mengendarai sepeda motor jangan memaksakan diri perjalanan jauh. Bisa beristirahat di pospam-pospam yang ada di pinggir jalan dan tidak dipungut biaya,” terangnya.
Titik berat Operasi Ketupat Musi 2009 kali ini, yakni operasi kemanusiaan yang mengutamakan pelayanan dan keselamatan masyarakat, serta diarahkan ke pelayanan aspek keamanan serta ketertiban. Objek pengamanan, adalah masjid, objek wisata, pasar, stasiun Kereta Api (KA), daerah rawan kriminal, rumah sakit dan puskesmas, titik rawan macet, rawan laka, terminal serta stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Bicara mengenai daerah rawan, Gofur menyebut ada 99 titik lokasi rawan laka (kecelakaan lalu lintas). Tapi yang terbanyak masih di Kota Palembang, sebanyak 12 titik. Sementara untuk rawan macet, 57 lokasi tersebar di 13 satuan wilayah. ”Data ini berdasarkan hasil survei Dikyasa Direktorat Lantas Polda Sumsel,” jelas Gofur.
Sementara, untuk daerah rawan dari bajing loncat di Kabupaten Lahat dan Empat Lawang, Polri akan terus memonitor jalur mudik dengan menurunkan anggota berpakaian preman dari Reskrim dan Intelkam. ”Kita mengantisipasi bajing loncat yang ada di Lahat dan Empat Lawang. Indikasinya pelaku mengincar mobil-mobil yang membawa sembako. Kita akan tetap tindak keras dan terukur KUHP serta bertindak sesuai prosedur,” tegas Gofur.
Terakhir, kepada masyarakat yang ingin mudik dan meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong, diimbau untuk tidak semua anggota keluarga pergi. ”Meski memang harus tetap ditinggalkan, harus dititipkan dengan keluarga atau tetangga sebelah rumah atau pihak keamanan setempat. Hal ini untuk meminimalisir tindakan kriminal yang ada di sekitar kita,” tukas Gofur.(Sumeks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar