PALEMBANG – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turut berharap pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA) lebih cepat rampung. Pasalnya, pelabuhan internasional berpotensi meningkatkan produksi dan distribusi (volume penjualan) perusahaan tambang batu bara. Yakni, sekitar 50 ton per tahun atau dua kali lipat dari produksi saat ini.
”Jelas akan meningkat. Terutama penjualan ke pasar ekspor,” kata Corporate Secretary PTBA, Achmad Sudarto, di sela buka puasa bareng Jurnalis, kemarin (9/9).
Dia menjelaskan, saat ini produksi PTBA mencapai 20 juta ton per tahun yang disalurkan melalui jalur PT KAI. Itu akan dipacu menjadi 50 juta ton yang disalurkan melalui dua jalur baru, rail way Tanjung Enim-Tarahan 20 juta ton dan powerplan 10 juta ton. ”Kapasitas angkut cukup mempengaruhi bisnis kami. Makanya akan terus kami tingkatkan,” ujarnya.
Selain produksi dan distribusi, jelas Sudarto, PTBA juga sedang fokus efisiensi. Terutama operasional, perusahaan tambang batu bara membangun PLTU 3X10 MW dilokasi tambang Tanjung Enim. ”Sudah diresmikan 18 Agustus lalu. Ini untuk jangka panjang. Kami prediksi sudah bisa beroperasi pada semester I 2011,” tuturnya.
Investasi PLTU ini, lanjut dia, menelan biaya sebesar US$ 41,4 juta. Jika selesai, akan mengefisiensi kebutuhan internal PTBA, khususnya listrik. ”Pasokan listrik 23 MW dari PLN bisa dikembalikan,” tukasnya.
Proyek ini, terangnya, merupakan PLTU pertama PTBA. Menggunakan bahan bakar dari fine cool (sisa batu bara), sehingga bisa menghemat biaya listrik sekitar US$ 3 juta dolar per tahun. ”Kami juga sedang merencanakan pembangunan pembangkit lain di Banjarsari dengan daya 2x100 MW dan Bangkau Tengah 4x600 MW. Mudah-mudahan sesudah proyek PLTU Tanjung Enim ini, 2012 atau 2013,” pungkasnya.(Sumeks)
”Jelas akan meningkat. Terutama penjualan ke pasar ekspor,” kata Corporate Secretary PTBA, Achmad Sudarto, di sela buka puasa bareng Jurnalis, kemarin (9/9).
Dia menjelaskan, saat ini produksi PTBA mencapai 20 juta ton per tahun yang disalurkan melalui jalur PT KAI. Itu akan dipacu menjadi 50 juta ton yang disalurkan melalui dua jalur baru, rail way Tanjung Enim-Tarahan 20 juta ton dan powerplan 10 juta ton. ”Kapasitas angkut cukup mempengaruhi bisnis kami. Makanya akan terus kami tingkatkan,” ujarnya.
Selain produksi dan distribusi, jelas Sudarto, PTBA juga sedang fokus efisiensi. Terutama operasional, perusahaan tambang batu bara membangun PLTU 3X10 MW dilokasi tambang Tanjung Enim. ”Sudah diresmikan 18 Agustus lalu. Ini untuk jangka panjang. Kami prediksi sudah bisa beroperasi pada semester I 2011,” tuturnya.
Investasi PLTU ini, lanjut dia, menelan biaya sebesar US$ 41,4 juta. Jika selesai, akan mengefisiensi kebutuhan internal PTBA, khususnya listrik. ”Pasokan listrik 23 MW dari PLN bisa dikembalikan,” tukasnya.
Proyek ini, terangnya, merupakan PLTU pertama PTBA. Menggunakan bahan bakar dari fine cool (sisa batu bara), sehingga bisa menghemat biaya listrik sekitar US$ 3 juta dolar per tahun. ”Kami juga sedang merencanakan pembangunan pembangkit lain di Banjarsari dengan daya 2x100 MW dan Bangkau Tengah 4x600 MW. Mudah-mudahan sesudah proyek PLTU Tanjung Enim ini, 2012 atau 2013,” pungkasnya.(Sumeks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar