PALEMBANG Sumeks - Lima delegasi dari lima negara akan turut memantau pelaksanaan pemilu presiden (pilpres) di Sumsel. Kelima delegasi tersebut menurut rencana akan melakukan peninjauan ke lima tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di kota Palembang.
Kelimanya H E Mr Ghanim Thaha Al Shebly (dari Irak) selaku Ambasador Extraordinary and Plenipotentiary of the Republic of Iraq in Australia), Mr Y Kubashev (dari Kazakhstan) selaku Deputy Director Departement of Asia Africa ministry of Foreign Affairs, Mr Zeng Jianhua (dari Cina) selaku Director Department of Asian African Latin American Affairs Chinese People's Institute of Foreign Affairs.
Lalu Jishnu Roy Chodhury (dari Bangladesh) selaku Sekretaris Pribadi Menlu Bangladesh dan Mrs Manuela Leong Pereira selaku Commissioner. "Kelima delegasi akan melihat cara pencontrengan pemilu, termasuk bagaimana pengawasan Pemilu ini. Yang jelas mereka akan melihat proses dari awal hingga akhir pelaksanaan Pemilu di kota Palembang," ujar Tarech Rasyid, Koordinator Program Sekolah Demokrasi Yayasan Puspa mengataka, di Hotel Novotel, kemarin (7/7)
Kelima delegasi juga melakukan dialog langsung dengan Gubernur Sumsel Ir Alex Noerdin dalam workshop tersebut. Mrs Manuela Leong Pereira, delegasi dari Timor Leste sempat menanyakan apakah ada gejolak pasca keluarnya putusan MK, kemarin. Alex menjelaskan, situasi dan kondisi Sumsel dalam keadaan aman. Hingga diharapkan tidak ada kendala dalam pelaksanaan pilpres hari ini.
"Di kota Palembang, hal ini sudah dilakukan sosialisasi melalui TV dan radio. Bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses melalui TV karena daerahnya terpencil, bisa mengakses melalui RRI dan terutama radio. Yang kedua menggunakan mobil penerangan dan juga melalui media masa dan hanya ini yang bisa kita lakukan karena waktunya sangat mepet," bebernya.
Soal kecurangan dalam pemilu, tentu ada saja terjadi. Tak terkecuali dalam pemilihan presiden AS beberapa waktu lalu. Untuk meminimalisir kecurangan dalam pemilu, digunakan tanda bukti telah melakukan pencontrengan dengan jari yang dicelupkan pada tinta. "Kalau tidak, malu dong kita karena ada kecurangan. Dari sini mereka belajar banyak dari kita. Bangladesh maupun Timor Leste belum tentu lebih baik dari kita. Walau ada dari Australia, mereka juga banyak belajar dari pemilu kita ini. Jadi menguntungkan dua belah pihak, apalagi kita tidak mengeluarkan biaya sedikit pun" tutur Alex.
Kelimanya H E Mr Ghanim Thaha Al Shebly (dari Irak) selaku Ambasador Extraordinary and Plenipotentiary of the Republic of Iraq in Australia), Mr Y Kubashev (dari Kazakhstan) selaku Deputy Director Departement of Asia Africa ministry of Foreign Affairs, Mr Zeng Jianhua (dari Cina) selaku Director Department of Asian African Latin American Affairs Chinese People's Institute of Foreign Affairs.
Lalu Jishnu Roy Chodhury (dari Bangladesh) selaku Sekretaris Pribadi Menlu Bangladesh dan Mrs Manuela Leong Pereira selaku Commissioner. "Kelima delegasi akan melihat cara pencontrengan pemilu, termasuk bagaimana pengawasan Pemilu ini. Yang jelas mereka akan melihat proses dari awal hingga akhir pelaksanaan Pemilu di kota Palembang," ujar Tarech Rasyid, Koordinator Program Sekolah Demokrasi Yayasan Puspa mengataka, di Hotel Novotel, kemarin (7/7)
Kelima delegasi juga melakukan dialog langsung dengan Gubernur Sumsel Ir Alex Noerdin dalam workshop tersebut. Mrs Manuela Leong Pereira, delegasi dari Timor Leste sempat menanyakan apakah ada gejolak pasca keluarnya putusan MK, kemarin. Alex menjelaskan, situasi dan kondisi Sumsel dalam keadaan aman. Hingga diharapkan tidak ada kendala dalam pelaksanaan pilpres hari ini.
"Di kota Palembang, hal ini sudah dilakukan sosialisasi melalui TV dan radio. Bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses melalui TV karena daerahnya terpencil, bisa mengakses melalui RRI dan terutama radio. Yang kedua menggunakan mobil penerangan dan juga melalui media masa dan hanya ini yang bisa kita lakukan karena waktunya sangat mepet," bebernya.
Soal kecurangan dalam pemilu, tentu ada saja terjadi. Tak terkecuali dalam pemilihan presiden AS beberapa waktu lalu. Untuk meminimalisir kecurangan dalam pemilu, digunakan tanda bukti telah melakukan pencontrengan dengan jari yang dicelupkan pada tinta. "Kalau tidak, malu dong kita karena ada kecurangan. Dari sini mereka belajar banyak dari kita. Bangladesh maupun Timor Leste belum tentu lebih baik dari kita. Walau ada dari Australia, mereka juga banyak belajar dari pemilu kita ini. Jadi menguntungkan dua belah pihak, apalagi kita tidak mengeluarkan biaya sedikit pun" tutur Alex.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar