PALEMBANG, SRIPO --Mengatasi krisis air di tujuh Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berdampak defisit listrik di empat provinsi (Sumsel, Jambi, Lampung dan Sumbar) PT PLN bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Tehnologi (BPPT), membuat hujan buatan di lokasi PLTA. Hujan buatan ini menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan harapan dapat memancing turunnya hujan.
“Untuk tahap awal, hujan buatan dilakukan di atas Danau Singkarak dan Maninjau Sumatera Barat,” jelas GM PT PLN (Persero) Wilayah S2JB Ir Amir Rosidi kepada Sripo beberapa waktu lalu. Setelah menunggu sekian lama, curah hujan yang turun tidak sesuai harapan sehingga debit air baku yang digunakan untuk penggerak mesin generator di tujuh PLTA tidak dapat beroperasi secara optimal. Akibatnya, daya listrik yang tidak bisa diproduksi sekitar 170 MW atau 60 persen dari total kemampuan yang ada. Kondisi ini diperparah gangguan di PLTU Tarahan, PLTG Borang, PLTU Bukitasam dan PLTU Keramasan yang ada di Palembang sehingga total defisit terjadi 130 MW. Dengan kondisi ini, Pelanggan Cabang Palembang (Palembang, Muba, OI, OKI dan Banyuasin) mendapat jatah padam 60 MW. Dengan konsisi ini, terjadilah pemadaman bergilir. “Semoga hujan turun dan waduk bisa terisi air,” katanya.
Pemadaman di
Mana-mana
Pemadaman bergilir terjadi dimana-mana. Dan Paling sering terjadi pada saat menjelang sore pukul 17.00. Seperti kemarin, pemadaman bergilir terjadi di Kelurahan 7 Ulu. Listrik padam mulai pukul 05.00-08.00. Seperti yang dialami Hasanah (30) warga Lr Gading, ia pun mengaku kesal dan merasa terganggu dengan pemadaman listrik.
Menurutnya, pemadaman yang terjadi tidak mengurangi pemakaian kWh listrik, tetapi justru sebaliknya tagihan listrik terjadi kenaikan karena alat-alat elektronik, seperti lemari es (kulkas) banyak menguras listrik, begitu listrik kembali nyala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar