PALEMBANG – Pemerintah kota ini segera merealisasikan proyek Bus Rapid Transit (BRT) Trans Musi guna mengatasi persoalan transportasi yang makin krusial dan padat. Saat ini, Pemkot melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mulai membangun prasarana BRT Trans Musi berupa halte sepanjang koridor pertama Terminal Sako-Palembang Indah Mall (PIM).Nantinya, di sana akan ada 35 halte ukuran 6x2 meter per halte. Estimasi anggaran Rp56 juta per unit halte. “Tahap awal ini kita sedang membangun fondasi halte Trans Musi di lima titik. Yakni, satu titik di simpang Celentang, dua titik masing-masing di dekat SMP-SMA Kusuma Bangsa dan kompleks Perumahan Kedamaian,” ungkap Agus Supriyanto, kabid Transportasi Jalan dan Rel Dishub Kota kepada wartawan, kematin. Kata Agus, konstruksi yang dibangun semi knock down. Dalam hal ini dirancang dari tiang baja dengan empat kaki. Kemudian, kaki-kakinya dicor dan dibaut.Setelah fondasi rampung, lanjut Agus, pengerjaan pindah ke jalan lain. Yang jelas, mulai dari jalan Residean Abdul Rozak, R Sukamto, Basuki Rahmat, Demang Lebar Daun, Unsri, hingga ke Pasar Gubah, dan terminal akhir PIM.
Namun untuk pemasangan kerangka halte, tidak mesti menunggu ke 35 fondasi halte selesai. Teknisnya, bisa 5 atau 10 fondasi halte selesai langsung dipasang kerangka.
Lanjutnya, kerangka halte Trans Musi sendiri, tinggal pemasangan. Targetnya, proyek halte Trans Musi dua koridor selesai akhir November. “Total halte yang akan kita bangun sebanyak 74 halte di dua titik koridor, 56 halte berasal dari APBD dan 18 halte dari pihak ketiga (swasta), yakni PT Ranggi,” ujar Agus.
Ia menambahkan, pembangunan koridor selanjutnya yakni Alang-Alang Lebar-Ampera dengan 39 halte yang akan dibangun. “Target, semua rampung dan BRT mulai operasional Desember.”
Sementara itu, PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J), sebagai pengelola, saat ini sedang melakukan penjaringan (seleksi) sopir dan pramugara BRT Trans Musi. Peserta yang mendaftar sebanyak 90 orang untuk sopir dan 400 orang untuk pramugara. Yang diambil masing-masing 69 sopir dan pramugara untuk 30 bus. Namun jadwal seleksi awal yang direncanakan tanggal 24 Oktober mundur menjadi tanggal 28 Oktober di auditorium RRI.
“Sopir dan pramugara nanti akan bekerja selama 7 jam dengan sistem 2 shift. Start BRT Trans Musi pukul 05.00-19.00 WIB,” ujarnya. Namun jika memang masih dibutuhkan, bukan tidak memungkinkan akan ditambah jadwal operasi. Menurut Agus, sopir yang diambil diprioritaskan para sopir bus kota dan telah mengantongi SPAU (sertifikat pengemudi angkutan umum).(Sumeks)
Lanjutnya, kerangka halte Trans Musi sendiri, tinggal pemasangan. Targetnya, proyek halte Trans Musi dua koridor selesai akhir November. “Total halte yang akan kita bangun sebanyak 74 halte di dua titik koridor, 56 halte berasal dari APBD dan 18 halte dari pihak ketiga (swasta), yakni PT Ranggi,” ujar Agus.
Ia menambahkan, pembangunan koridor selanjutnya yakni Alang-Alang Lebar-Ampera dengan 39 halte yang akan dibangun. “Target, semua rampung dan BRT mulai operasional Desember.”
Sementara itu, PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J), sebagai pengelola, saat ini sedang melakukan penjaringan (seleksi) sopir dan pramugara BRT Trans Musi. Peserta yang mendaftar sebanyak 90 orang untuk sopir dan 400 orang untuk pramugara. Yang diambil masing-masing 69 sopir dan pramugara untuk 30 bus. Namun jadwal seleksi awal yang direncanakan tanggal 24 Oktober mundur menjadi tanggal 28 Oktober di auditorium RRI.
“Sopir dan pramugara nanti akan bekerja selama 7 jam dengan sistem 2 shift. Start BRT Trans Musi pukul 05.00-19.00 WIB,” ujarnya. Namun jika memang masih dibutuhkan, bukan tidak memungkinkan akan ditambah jadwal operasi. Menurut Agus, sopir yang diambil diprioritaskan para sopir bus kota dan telah mengantongi SPAU (sertifikat pengemudi angkutan umum).(Sumeks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar