PALEMBANG – Tim penelusur sejarah Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II sepertinya bakal bergerak ke Ternate. Pasalnya, kompleks pemakaman silsilah SMB II di sana, mengalami kerusakan. Bahkan, ada salah satu nama dalam silsilah dihapus. Pendek kata, diganti dengan nama lain.
“Saya pernah ke Ternate dan minta pemerintah di sana menjaga kondisi makam SMB II. Namun, sepertinya kerusakan-kerusakan kecil tak dapat dihindarkan," kata Wali Kota H Eddy Santana Putra MT, kemarin.
Menurut Eddy, pemkot pernah berencana memindahkan makam tersebut ke Palembang. Hanya, tetapi tidak diizinkan oleh Pemerintah Ternate. Sebab, itu Pahlawan Nasional dan merupakan aset sejarah di sana.
"Memang ada yang menjaga dan memeliharanya dengan dukungan dari pemerintah setempat. Saya pun juga pernah memberikan dukungan pemeliharaan," tukasnya.
Wako menilai kerusakan yang terjadi masih bisa ditolerir. Hanya, sangat patal kalau nama pada nisan yang dihapus. "Saya kira ada seseorang yang melanggar aturan. Setidak-tidaknya itu melanggar UU tentang Cagar Budaya dengan mengubah situs yang ada. Tapi yang jelas tidak mungkin yang diubah nama dari makam SMB II karena makamnya khusus dan ada kelihatan. Orang juga sering datang," katanya. “Yang diubah mungkin nama nisan di bawah-bawahnya (silsilah).”
Ia menambahkan, Wali Kota Ternate penah menyurati dirinya dan minta penjagaan dilakukan bersama. "Saya bilang selesaikan dulu masalah yang ada," katanya.
Wako mengaku nama silsilah mana yang dihapus, ia tidak tahu persis. "Misal yang diganti nama Sultan Ahmad jadi Badu, maka ganti lagi saja dengan Sultan Ahmad. Solusi sederhanya begitu," tukas Wako.
Sementara itu, kemarin (4/10) bertempat di Setda Kota Palembang, tim penelusur sejarah SMB II yang terdiri dari 5 orang melakukan rapat dipimpin oleh Wakil Wali Kota Romi Herton. Hadir dinas instansi terkait. "Kita mendapatkan surat secara tertulis dari Dinas Pariwisata Ternate yang intinya ada makam yang rusak," katanya. Untuk itu Pemerintah Ternate mengundang Pemkot Palembang untuk berangkat ke sana.
"Kita sedang persiapan untuk ke sana, guna membantu Pemerintah Ternate menyelidiki hal ini atau menelusuri silsilah SMB II," ujarnya. Bantuannya secara formal. Sebab, pemkot memiliki tim peneliti Kesultanan Palembang Darussalam. Saat ini tim tersebut sedang menuntaskan laporannya. "Saya tidak mau berangkat kalau belum ada produknya (hasilnya)," pungkas Wawako.(Sumeks)
“Saya pernah ke Ternate dan minta pemerintah di sana menjaga kondisi makam SMB II. Namun, sepertinya kerusakan-kerusakan kecil tak dapat dihindarkan," kata Wali Kota H Eddy Santana Putra MT, kemarin.
Menurut Eddy, pemkot pernah berencana memindahkan makam tersebut ke Palembang. Hanya, tetapi tidak diizinkan oleh Pemerintah Ternate. Sebab, itu Pahlawan Nasional dan merupakan aset sejarah di sana.
"Memang ada yang menjaga dan memeliharanya dengan dukungan dari pemerintah setempat. Saya pun juga pernah memberikan dukungan pemeliharaan," tukasnya.
Wako menilai kerusakan yang terjadi masih bisa ditolerir. Hanya, sangat patal kalau nama pada nisan yang dihapus. "Saya kira ada seseorang yang melanggar aturan. Setidak-tidaknya itu melanggar UU tentang Cagar Budaya dengan mengubah situs yang ada. Tapi yang jelas tidak mungkin yang diubah nama dari makam SMB II karena makamnya khusus dan ada kelihatan. Orang juga sering datang," katanya. “Yang diubah mungkin nama nisan di bawah-bawahnya (silsilah).”
Ia menambahkan, Wali Kota Ternate penah menyurati dirinya dan minta penjagaan dilakukan bersama. "Saya bilang selesaikan dulu masalah yang ada," katanya.
Wako mengaku nama silsilah mana yang dihapus, ia tidak tahu persis. "Misal yang diganti nama Sultan Ahmad jadi Badu, maka ganti lagi saja dengan Sultan Ahmad. Solusi sederhanya begitu," tukas Wako.
Sementara itu, kemarin (4/10) bertempat di Setda Kota Palembang, tim penelusur sejarah SMB II yang terdiri dari 5 orang melakukan rapat dipimpin oleh Wakil Wali Kota Romi Herton. Hadir dinas instansi terkait. "Kita mendapatkan surat secara tertulis dari Dinas Pariwisata Ternate yang intinya ada makam yang rusak," katanya. Untuk itu Pemerintah Ternate mengundang Pemkot Palembang untuk berangkat ke sana.
"Kita sedang persiapan untuk ke sana, guna membantu Pemerintah Ternate menyelidiki hal ini atau menelusuri silsilah SMB II," ujarnya. Bantuannya secara formal. Sebab, pemkot memiliki tim peneliti Kesultanan Palembang Darussalam. Saat ini tim tersebut sedang menuntaskan laporannya. "Saya tidak mau berangkat kalau belum ada produknya (hasilnya)," pungkas Wawako.(Sumeks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar